Rabu, 06 Januari 2016

Klarifikasi Masalah 05

Raden Suminto Bantah Ada Aliran Sesat di Kompleks Makam Syek Siti Jenar


Terbit =  Selasa, 14 April 2015 21:27  


 Ilustrasi - Buku Walisanga dan Siti Jenar 
sangpenangsang.wordpress.com 



Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Beredar kabar adanya ajaran sesat yang dilakukan di komplek makam Syekh Siti Jenar, di Demak yang dilakukan oleh Raden Suminto selaku Ketua Yayasan Karaton Glagah Wangi Dhimak.
Namun, hal itu dibantahnya. Dalam keterangannya kepada para Wartawan di Semarang, pria yang mempunyai nama lengkap Raden Suminto Joyo Kusumo membantah dirinya mengajarkan aliran sesat kepada para pengunjung makam Sinuwun Agung Joyo Kusumo atau Syekh Subakir (eyang Sunan Kalijaga) dan Syekh Siti Jenar.
"Aktifitas sebenarnya di makam, ziarah, setiap malam jumat tahlil bersama. Khusus malam jumat legi ada forum budaya yang diisi diantaranya pengageng Yayasan Keraton Glagah Wangi, Romo Setiaji atau Dr KRMH Setiaji Ponco Wijoyo selaku Ketua Yayasan Swagotra Jateng, ada juga dari pihak lain," kata Raden Suminto yang juga merupakan pegelola dan pengurus komplek Makam Ki Agung Cokrojoyokusumo itu, Selasa (14/4/2015).
Bahkan, sebelumnya juga beredar isu kalau Raden Suminto mengajarkan aliran sesat seperti sholat menghadap ke arah timur. Hal itu pun dibantahnya.( Tidak Benar ).
"Itu juga tidak benar. Saat di makam, pengunjung makam itu tidak semuanya muslim, ada yang non muslim juga, karena ini mempelajari budaya saja. Tidak ada ritual-ritual apapun," bantahnya lagi.
Raden mengatakan, tudingan serupa pernah ditujukan kepadanya pada 2001 silam. Saat itu, komplek makam yang oleh pemerintah pada tahun 2006 lalu dimasukan sebagai cagar budaya itu dirusak dan dibakar sejumlah orang.
"Tapi itu tidak terbukti dan muncul permintaan maaf dari salah satu lembaga yang mengkordinir. Kami berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh tindakan oknum yang menyebut adanya aliran sesat di Demak," jelasnya.
Dia menuturkan, dirinya mendapat tugas mengelola dan mengurus makam dari keluarganya yang diakui masih trah Sunan Kalijogo pada tahun 1986. Karena terbengkali tahun 1986, dirinya dimintai mengurus dan menguri-nguri budaya. Sejak itu dirinya mengurus makam dan aktif di yayasan yang telah berbadan hukum itu. (*)

==  

Kembali ke Root ( Klarifikasi Masalah )


Tidak ada komentar: