Sabtu, 22 Maret 2014

06. Tapak Jejak Walisongo ( Cerita Sejarah )

06. Tapak Jejak Walisongo

Makam/Cungkup/Petilasan Raden Fattah/Patah (Alam Akbar Al Fattah) 
Raden Fattah/Patah (bergelar Alam Akbar Al Fattah)
Raden Fattah yang pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad Jumadil Kubra

Web Copy Paste dari =>   http://www.akucintanusantaraku.blogspot.com 
( Kamis, 20 Februari 2014 )

Makam/Cungkup/Petilasan 
Raden Fattah/Patah (Alam Akbar Al Fattah) 
Berada di belakang masjid Demak terdapat makam raja-raja dari kerajaan Bintoro Demak, termasuk makam Raden Patah.
Keletakan :
 Masjid Agung Demak berada di Desa Kauman, Demak, Jawa Tengah, Indonesia
komplek makam sultan-sultan Demak dan para abdinya, yang terbagi atas empat bagian:
Makam Kasepuhan, yang terdiri atas 18 makam, antara lain makam Sultan Demak I (Raden Fatah) beserta istri-istri dan putra-putranya, yaitu Sultan Demak II (Raden Pati Unus) dan Pangeran Sedo Lepen (Raden Surowiyoto), serta makam putra Raden Fatah, Adipati Terung (Raden Husain).
Makam Kaneman, yang terdiri atas 24 makam, antara lain makam Sultan Demak III (Raden Trenggono), makam istrinya, dan makam putranya, Sunan Prawoto (Raden Hariyo Bagus Mukmin).
Makam di sebelah barat Lasepuhan dan Kaneman, yang terdiri atas makam Pangeran Arya Penangsang, Pangeran Jipang, Pangeran Arya Jenar, Pangeran Jaran Panoleh.
Makam lainnya, seperti makam Syekh Maulana Maghribi, Pangeran Benowo, dan Singo Yudo.

DEMAK 01

DEMAK 02
Masjid Agung Demak & Kompleks makam kerabat Kesultanan Demak


Makam Raden Fatah dan istrinya, serta Pati Unus
BUKTI BAHWA RADEN PATAH 
MASIH KETURUNAN dari KERAJAAN MAJAPAHIT
Wallahualam


DEMAK 03

DEMAK 04

DEMAK 05

DEMAK 06
Pohon Maja di areal Makam Keluarga Kerajaan Demak

Masjid Agung Demak
Keletakan : Masjid Agung Demak berada di Desa Kauman, Demak, Jawa Tengah, Indonesia
Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
DEMAK 07

DEMAK 08
Masjid Agung Demak, akhir abad ke-19

DEMAK 09
Masjid Agung Demak, 1920-1939

DEMAK 10
Gaya arsitektur Tajug tumpang tiga

Sejarah Berdirinya Masjid Agung Demak
Masjid ini dipercayai menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Dewan Dakwah "Walisongo".

Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.

Masjid Agung Demak 
Masji Agung Demak : adalah sebuah mesjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah. Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membahas penyebaran agama Islam di Tanah Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak.

Bangunan yang terbuat dari kayu jati ini berukuran 31 m x 31 m dengan bagian serambi berukuran 31 m x 15 m. Atap tengahnya ditopang oleh empat buah tiang kayu raksasa (saka guru), yang dibuat oleh empat wali di antara Wali Songo. Saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, sebelah barat daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal), merupakan sumbangan dari Sunan Kalijaga. Serambinya dengan delapan buah tiang boyongan merupakan bangunan tambahan pada zaman Adipati Yunus (Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor), sultan Demak ke-2 (1518-1521) pada tahun 1520.
A. Selayang Pandang

Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan Demak Bintoro. Banyak masyarakat memercayai masjid ini sebagai tempat berkumpulnya para wali penyebar agama Islam, yang lebih dikenal dengan sebutan Walisongo (Wali Sembilan). Para wali ini sering berkumpul untuk beribadah, berdiskusi tentang penyebaran agama Islam, dan mengajarkan ilmu-ilmu Islam kepada penduduk sekitar. Oleh karenanya, masjid ini bisa dianggap sebagai monumen hidup penyebaran Islam di Indonesia dan bukti kemegahan Kesultanan Demak Bintoro.


Masjid Agung Demak didirikan dalam tiga tahap. Tahap pembangunan pertama adalah pada tahun 1466. Ketika itu masjid ini masih berupa bangunan Pondok Pesantren Glagahwangi di bawah asuhan Sunan Ampel. Pada tahun 1477, masjid ini dibangun kembali sebagai masjid Kadipaten Glagahwangi Demak. Pada tahun 1478, ketika Raden Fatah diangkat sebagai Sultan I Demak, masjid ini direnovasi dengan penambahan tiga trap. Raden Fatah bersama Walisongo memimpin proses pembangunan masjid ini dengan dibantu masyarakat sekitar. Para wali saling membagi tugasnya masing-masing. Secara umum, para wali menggarap soko guru yang menjadi tiang utama penyangga masjid. Namun, ada empat wali yang secara khusus memimpin pembuatan soko guru lainnya, yaitu: Sunan Bonang memimpin membuat soko guru di bagian barat laut; Sunan Kalijaga membuat soko guru di bagian timur laut; Sunan Ampel membuat soko guru di bagian tenggara; dan Sunan Gunungjati membuat soko guru di sebelah barat daya.

DEMAK 11

Menurut sejarah, masjid ini didirikan oleh Wali Songo secara bersama-sama dalam waktu 1 (satu) malam, masjid ini didirikan pada tahun 1399 saka (1447 M) yg ditandai oleh candrasangkala (Lawang Trus Gunaningjami) sedang pada gambar bulus yg berada di mihrab masjid ini terdapat lambang tahun 1401 saka yang menunjukan masjid ini berdiri pada tahun 1479 M.

DEMAK 12

DEMAK 13

Soko Tatal atau Soko Guru  adalah tiang utama penyangga kerangka atap masjida yang bersusun tiga.  Yang berada di barat laut didirikan Sunan Bonang, di barat daya karya Sunan Gunung Jati, di bagian tenggara buatan Sunan Ampel, dan yang berdiri di timur laut karya Sunan Kalijaga Demak.

DEMAK 14

DEMAK 15

bangunan dari kayu jati ini berukuran 31 m x 31 m dengan bagian serambi berukuran 31 m x 15 m atap tengahnya ditopang oleh 4 (empat) buah tiang kayu raksasa (saka guru) yamg dibuat empat wali diantara sembilan wali, saka sebelah tenggara adalah buatan Sunan Ampel, saka sebelah barat daya buatan Sunan Gunung jati, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang dan sedangkan sebelah timur laut yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal), merupakan sumbangan dari Sunan Kalijaga. 
DEMAK 16


Serambinya dengan delapan buah tiang boyongan merupakan bangunan tambahan pada zaman Adipati Yunus (Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor), sultan Demak ke-2 (1518-1521 M) pada tahun 1520.

DEMAK 17

DEMAK 18
Pendopo / Serambi depan Masjid Demak 


Soko Majapahit adalah 8 buah tiang besar di bagian serambi, dihadiahkan oleh Prabu Brawijaya V kepada Raden Fattah tahun 1475 M.

Dalam proses pembangunannya, Sunan Kalijaga memegang peranan yang amat penting. Wali inilah yang berjasa membetulkan arah kiblat. Menurut riwayat, Sunan Kalijaga juga memperoleh wasiat antakusuma, yaitu sebuah bungkusan yang konon berisi baju hadiah dari Nabi Muhammad SAW, yang jatuh dari langit di hadapan para wali yang sedang bermusyawarah di dalam masjid itu. Memasuki pertengahan abad XVII, ketika kerajaan Mataram berdiri, pemberontakan pun juga mewarnai perjalanan sejarah kekuasaan raja Mataram waktu itu.

Sejarah yang sama juga melanda kerajaan Demak. Kekuasaan baru yang berasal dari masuknya agama Islam ke tanah Jawa. Seorang Bupati putra dari Brawijaya yang beragama Islam disekitar tahun 1500 bernama Raden Patah dan berkedudukan di Demak, secara terbuka memutuskan ikatan dari Majapahit yang sudah tidak berdaya lagi, dan atas bantuan daerah-daerah lain yang telah Islam (seperti Gresik, Tuban dan Jepara), ia mendirikan kerajaan Islam yang berpusat di Demak. Namun keberadaan kerajaan Demak tak pernah sepi dari rongrongan pemberontakan. Dimasa pemerintahan raja Trenggono, walau berhasil menaklukkan Mataram dan Singasari. Tapi perlawanan perang dan pemberontakan tetap terjadi di beberapa daerah yang memiliki basis kuat keyakinan Hindu. Sehingga daerah Pasuruan serta Panarukan dapat bertahan dan Blambangan tetap menjadi bagian dari Bali yang tetap Hindu. Pada tahun 1548 M, raja Trenggono wafat akibat perang dengan Pasuruan.

Kematian Trenggono menimbulkan perebutan kekuasaan antara adiknya dan putranya bernama pangeran Prawoto yang bergelar Sunan Prawoto (1549 M). Sang adik berjuluk pangeran Seda Lepen terbunuh di tepi sungai dan Prawoto beserta keluarganya dihabisi oleh anak dari pangeran Seda Lepen yang bernama Arya Panangsang. Tahta Demak dikuasai Arya Penangsang yang terkenal kejam dan tidak disukai orang, sehingga timbul pemberontakan dan kekacauan yang datangnya dari kadipaten-kadipaten. Apalagi ketika adipati Japara yang mempunyai pengaruh besar dibunuh pula, yang mengakibatkan si adik dari adipati japara berjuluk Ratu Kalinyamat bersama adipati-adipati lainnya melakukan pemberontakan dalam bentuk gerakan melawan Arya Panangsang. Salah satu dari adipati yang memberontak itu bernama Hadiwijoyo berjuluk Jaka Tingkir, yaitu putra dari Kebokenongo sekaligus menantu Trenggono yang masih ada hubungan darah dengan sang raja. Jaka Tingkir, yang berkuasa di Pajang Boyolali, dalam peperangan berhasil membunuh Arya Penangsang. Dan oleh karena itu ia memindahkan Karaton Demak ke Pajang dan ia menjadi raja pertama di Pajang. Dengan demikian, habislah riwayat kerajaan Islam Demak.

DEMAK 19


Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi perkembangan Islam di tanah air, tepatnya pada masa Kesultanan Demak Bintoro. Banyak masyarakat mempercayai masjid ini sebagai tempat berkumpulnya para wali penyebar agama Islam, yang lebih dikenal dengan sebutan Walisongo (Wali Sembilan). Para wali ini sering berkumpul untuk beribadah, berdiskusi tentang penyebaran agama Islam, dan mengajarkan ilmu-ilmu Islam kepada penduduk sekitar. Oleh karenanya, masjid ini bisa dianggap sebagai monumen hidup penyebaran Islam di Indonesia dan bukti kemegahan Kesultanan Demak Bintoro.


Masjid Agung Demak didirikan dalam tiga tahap.
Tahap Pembangunan Pertama 
Tahap Pembangunan Pertama :  adalah pada tahun 1466 M. Ketika itu masjid ini masih berupa bangunan Pondok Pesantren Glagahwangi di bawah asuhan Sunan Ampel. 
Tahap Pembangunan Kedua 
Tahap Pembangunan Kedua : adalah pada tahun 1477 M, masjid ini dibangun kembali sebagai masjid Kadipaten Glagahwangi Demak. 
Tahap Pembangunan Ketiga 
Tahap Pembangunan Ketiga : Pada tahun 1478 M, ketika Raden Patah diangkat sebagai Sultan I Demak, masjid ini direnovasi dengan penambahan tiga trap. Raden Fatah bersama Walisongo memimpin proses pembangunan masjid ini dengan dibantu masyarakat sekitar. Para wali saling membagi tugasnya masing-masing. Secara umum, para wali menggarap soko guru yang menjadi tiang utama penyangga masjid. Namun, ada empat wali yang secara khusus memimpin pembuatan soko guru lainnya, yaitu: Sunan Bonang memimpin membuat soko guru di bagian barat laut,Sunan Kalijaga membuat soko guru di bagian timur laut, Sunan Ampel membuat soko guru di bagian tenggara, dan Sunan Gunungjati membuat soko guru di sebelah barat daya.

Luas keseluruhan bangunan utama Masjid Agung Demak adalah 31 x 31 m2. Di samping bangunan utama, juga terdapat serambi masjid yang berukuran 31 x 15 m dengan panjang keliling 35 x 2,35 m; bedug dengan ukuran 3,5 x 2,5 m; dan tatak rambat dengan ukuran 25 x 3 m. Serambi masjid berbentuk bangunan yang terbuka. Bangunan masjid ditopang dengan 128 soko, yang empat di antaranya merupakan soko guru sebagai penyangga utamanya. Tiang penyangga bangunan masjid berjumlah 50 buah, tiang penyangga serambi berjumlah 28 buah, dan tiang kelilingnya berjumlah 16 buah.

DEMAK 20

Masjid ini memiliki keistimewaan berupa arsitektur khas ala Nusantara. 

Masjid ini menggunakan atap limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki. Atap limas ini berbeda dengan umumnya atap masjid di Timur Tengah yang lebih terbiasa dengan bentuk kubah. 

DEMAK 21

Gaya arsitektur Tajug tumpang tiga
Ternyata model atap limas bersusun tiga ini mempunyai makna, yaitu bahwa seorang beriman perlu menapaki tiga tingkatan penting dalam keberagamaannya: iman, Islam, dan ihsan. Di samping itu, masjid ini memiliki lima buah pintu yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lain, yang memiliki makna rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Masjid ini memiliki enam buah jendela, yang juga memiliki makna rukun iman, yaitu percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat, dan qadha-qadar-Nya.

Bentuk bangunan masjid banyak menggunakan bahan dari kayu. Dengan bahan ini, pembuatan bentuk bulat dengan lengkung-lengkungan akan lebih mudah. Interior bagian dalam masjid juga menggunakan bahan dari kayu dengan ukir-ukiran yang begitu indah. Dan ada satu keistimewahan satu buah tiang yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan disusun dari beberapa potong balok yang diikat menjadi satu (saka tatal). Bentuk bangunan masjid yang unik tersebut ternyata hasil kreatifitas masyarakat pada saat itu.

Disamping banyak mengadopsi perkembangan arsitektur lokal ketika itu, kondisi iklim tropis (di antaranya berupa ketersediaan kayu) juga mempengaruhi proses pembangunan masjid. Arsitektur bangunan lokal yang berkembang pada saat itu, seperti joglo, memaksimalkan bentuk limas dengan ragam variasinya.


Masjid Agung Demak berada di tengah kota dan menghadap ke alun-alun yang luas. Secara umum, pembangunan kota-kota di Pulau Jawa banyak kemiripannya, yaitu suatu bentuk satu-kesatuan antara bangunan masjid, keraton, dan alun-alun yang berada di tengahnya. Pembangunan model ini diawali oleh Dinasti Demak Bintoro. Diperkirakan, bekas Keraton Demak ini berada di sebelah selatan Masjid Agung dan alun-alun.

DEMAK 22
Alun – laun di depan Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak terletak di desa Kauman, Demak, Jawa Tengah.
Lokasi Masjid berada di pusat kota Demak, berjarak ±26 km dari Kota Semarang, ±25 km dari Kabupaten Kudus, dan ±35 km dari Kabupaten Jepara.
Masjid Agung Demak

Alamat : Jl. Raya Sultan Fatah no.57, Kec. Demak, Kab. Demak
Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membahas penyebaran agama Islam di Tanah Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak. Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.


Masjid ini merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Glagahwangi Bintoro Demak. Struktur bangunan masjid mempunyai nilai historis seni bangun arsitektur tradisional khas Indonesia. Wujudnya megah, anggun, indah, karismatik, mempesona dan berwibawa. Kini Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempat peribadatan dan ziarah.

Penampilan atap limas piramida masjid ini menunjukkan Aqidah Islamiyah yang terdiri dari tiga bagian ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat "Pintu Bledeg", bertuliskan "Condro Sengkolo", yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

Arsitektur Masjid 
Masjid ini adalah contoh masjid tradisonal Jawa, sehingga tak ada kubah seperti umumnya masjid masa kini. Pintu masuk utama masjid  bernama Lawang Bhledeg  ciptaan Ki Ageng Selo yang katanya bisa menangkal petir. Di sinipun ada condro sengkolo  Nogo Mulat Saliro Wani  yang melambangkan tahun 1388 Saka atau 1466 M atau 887 H.

DEMAK 23

DEMAK 24


Di halaman Masjid ada situs kolam untuk mengambil air wudhu, saat ini tidak dipakai lagi.

DEMAK 25

Pintu Utama Masjdi Agung Demak 
Di Masjid ini ada pembagian ruangan. Serambi di bagian depan, berupa ruang terbuka tanpa dinding, ruangan dalam (tidak boleh mengambil foto), dan tempat khusus jamaah wanita di sebelah kiri yang disebut Pawestren dibuat pada tahun 1866 M.

DEMAK 26


Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.

Masjid Agung Demak dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995

Di museum ini utamanya disimpan bagian-bagian soko guru yang rusak (sokoguru Sunan Kalijaga, sokoguru Sunan Bonang, sokoguru Sunan Gunungjati, sokoguru Sunan Ampel), sirap, kentongan dan bedug peninggalan para wali, dua buah gentong (tempayan besar) dari Dinasti Ming hadiah dari Putri Campa abad XIV, pintu bledeg buatan Ki Ageng Selo yang merupakan condrosengkolo berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani yang berarti angka tahun 1388 Saka atau 1466 M atau 887 H, foto-foto Masjid Agung Demak tempo dulu, lampu-lampu dan peralatan rumah tangga dari kristal dan kaca hadiah dari PB I tahun 1710 M, kitab suci Al-Quran 30 juz tulisan tangan, maket masjid Demak tahun 1845 1864 M, beberapa prasasti kayu memuat angka tahun 1344 Saka, kayu tiang tatal buatan Sunan Kalijaga, lampu robyong masjid Demak yang dipakai tahun 1923 1936 M.


DEMAK 27
Lawang Bhledeg  ciptaan Ki Ageng Selo

DEMAK 28

DEMAK 29 - 30

DEMAK 31

DEMAK 32

DEMAK 33

DEMAK 34


Di bagian samping masjid ada ruangan kecil berfungsi sebagai museum penyimpan benda-benda bersejarah. Di sini juga tersimpan bekas tiang soko guru dan sirap karena masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi, tetapi sebagian besar masih asli.  Ada pula kentongan  kuno dan yang sangat menarik ada kitab tafsir  Al Quran hasil tulisan tangan Sunan Bonang yang tersimpan dalam lemari kaca.

DEMAK 35
Beduk Masjid Demak


DEMAK 36
Gerbang Keluar dari Kompleks Masjid Demak



DEMAK 37- 38


DEMAK 39


DEMAK 40
Mungkin ini yang Anda Cari:

07. Kerajaan Demak Bintoro ( By Supriyadi Pro )

07. Kerajaan Demak Bintoro ( By Supriyadi Pro )

Blog = Supriyadi Pro,   02 oktober 2012




Pada mulanya Demak dikenal dengan nama Glagah Wangi. Sebagai Kadipaten dari Majapahit. Demak dikenal juga dengan sebutan Bintoro. Kata Demak merupakan akronim yang berarti gedhe makmur atau hadi makmur yang berarti besar dan sejahtera.

Runtuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga pedagang Islam mencari tempat perdagangan baru, diantaranya Demak. Raden Fatah masih keturunan raja Majapahit, Brawijaya V, dalam perkawinannya dengan putri Ceumpa yang beragama Islam. Raden Fatah mendapat dukungan dari para wali. Banyak adipati-adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung Raden Fatah. Mundur dan runtuhnya Majapahit karena Perang Paregreg. Pusaka keraton Majapahit sebagai lambang pemegang kekuasaan diberikan kepada Raden Fatah.

Membangun masjid Demak di bawah arsitek Sunan Kalijaga. Di serambi masjid ini Sunan Kalijaga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten (Sahadatain). Menjadikan para wali sebagai penasehat raja. Di bawah pimpinan Adipati Unus pada tahun 1513 Demak menyerang Portugis di Malaka.

Pada tahun 1518 Raden Fatah wafat. la digantikan putranya bernama Adipati Unus (Muhammad Yunus.  Pati Unus hanya memerintah selama tiga tahun. la meninggal dalam usia muda. Ia dikenal sebagai panglima yang gagah berani.  la melakukan blokade terhadap Portugis di Malaka sehingga Portugis kekurangan bahan makanan. Karena Pati Unus wafat tidak meninggalkan putra, maka ia digantikan oleh adiknya bernama Raden Trenggana (1521 -1546 M).

Di bawah Sultan Trenggana, Demak mencapai puncak kejayaannya. Pada waktu itu Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat, dengan mendirikan benteng dan kantor di Sunda Kelapa, atas persetujuan raja Pajajaran, Samiam. Maka pada tahun 1522 Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat dipimpin oleh Fatahillah. la berhasil menduduki Banten dan Cirebon serta mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak itu Sunda Kelapa dirubah namanya menjadi Jayakarta.

Perluasan pengaruh ke Jawa Timur dipimpin langsung oleh Sultan Trenggana. Satu per satu daerah-daerah di Jawa Timur berhasil dikuasai seperti Madiun, Gresik, Tuban, Singosari dan Blambangan. Tetapi ketika menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggana gugur.

Setelah Trenggana wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara Surawiyata atau Pangeran Sekar Seda ing Lepen (adik Trenggana) dengan Sunan Prawoto (putra Trenggana). Surawiyata berhasil dibunuh oleh utusan Sunan Prawoto. Putra Surawiyata bernama Arya Penangsang dari Jipang menuntut balas dan berhasil membunuh Sunan Prawoto.

Arya Penangsang adalah seorang yang sangat kejam, sehingga banyak orang yang tidak menyukainya sebagaipenguasa Demak. Maka kekacauan belum juga reda, bahkan memuncak ketika  Arya Penangsang membunuh adipati Jepara bernama Pangeran Hadiri. Ia adalah suami dari Ratu Kalinyamat, adik kandung Sunan Prawoto. Pembunuhan itu dilakukan karena Hadiri dianggap telah ikut campur.

Kalinyamat mengangkat senjata melawan Arya Penangsang. Ia berhasil menggerakkan adipati-adipati dan pejabat lain untuk melawan Arya Penagsang. Akhirnya Arya Penangsang berhasil dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir (menantu Trenggana) yang dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan dan putra angkatnya Bagus Dananjaya serta Ki Penjawi dan Juru Mertani. JakaTingkir naik tahta dalam penobatan oleh Sunan Giri, dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Demak ke Pajang.

Senin, 17 Maret 2014

09. LAPORAN KANIT 1 INTELKAM AIPTU SUMARNO

09. Laporan Kanit 1 Intelkam Aiptu Sumarno

Demak, 02 Oktober 2011




Yth. Kapolres Demak

Selamat Pagi Bapak Kapolres,

Mohon ijin melaporkan situasi Kamtibmas Polres Demak selama 1 x 24 Jam, sampai saat ini pada umumnya masih aman dan terkendali.

- Kejadian / Kegiatan ( Ideologi, Politik, Ekonomi & Sosial Budaya ) yang menonjol : Nihil.

- Sosial Budaya : 2 Kegiatan.

1. Pada hari Minggu tanggal 02 Oktober 2011 pukul 10.30 s/d 12.30 Wib bertempat di Gedung Serba guna Polres lama Jl. Bhayangkara Demak telah berlangsung giat Silaturahim / Halal bihalal Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP). Hadir dalam giat tersebut Ketua Daerah KBPPP Jateng SASMITO SH, Ketua KBPPP Resor Grobogan, Ketua PP Polri Kab Demak, Kasubbag Pers Bag Sumda AKP MK BUDIONO, Kasat Binmas AKP SUJARI, Pengurus KBPPP Resor Demak beserta anggota, dan perwakilan Bhayangkari ± 40. Selama giat berlangsung berjalan aman dan terkendali.

# Tindakan Polri : personil Polres Demak telah melaksanakan pam & monitoring giat Silaturahim / Halal bihalal Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP). 

2. Pada hari Minggu tanggal 02 Oktober 2011 pukul 21.00 s/d 00.45 Wib di Balai Witono Yayasan Kraton Glagah Wangi Dmk sedang berlangsung Halal Bi Halal dan Silaturahmi Kebudayaan Ratu ANIS Beserta rombongan keluarga Kesultanan Kelantan Malaysia lk. 30 orang kepada kerabat Keraton Glagah Wangi Dhimak. Hadir Muspika Demak Kota, Drs. MULYANI M NOER, Anggota DPRD Propinsi Jateng SURURI, Ketua Paguyuban Ahli Waris Sunan Kalijaga Demak Kota R. SUJONO, Ketua Dewan Pendekar Perisai Diri PARYONO dari Surabaya, Ketua Lembaga Adat Nusantara EYANG KUSUMO HARTANI, Ketua Yayasan Kraton Glagah Wangi Demak R. SUMINTO, Toga/ Tomas Glagah Wangi dan tamu undangan lk. 200 orang. Setelah selesai mengikuti giat Halal Bi Halal dan Silaturahmi tersebut kemudian Ratu ANIS Beserta rombongan keluarga Kesultanan Kelantan Malaysia lk. 30 orang berziarah ke Makam Sultan Fatah yang ada di komplek Masjid Agung Demak. Seusai berziarah kemudian rombongan meninggalkan Demak menuju ke Solo. Selama giat berlangsung berjalan dengan aman dan terkendali.

# Tindakan Polri : Personil Sat. Intelkam beserta Polsek Demak Kota yang dipimpin oleh Kapolsek Demak telah melakukan pam & monitoring Giat Halal Bi Halal dan Silaturahmi di Balai Witono Yayasan Kraton Glagah Wangi Dmk.



01. KERATON GLAGAHWANGI DHIMAK, DEMAK BINTORO BANGKIT KEMBALI

( WEB KASULTANAN DEMAK,  TERBIT = Senin 02 Januari 2012 )

Siapa Raden Sumito .... ? 

RADEN SUMITO JOYOKUSUMO

MASA KANAK-KANAK :
R.Sumito joyokusumo lahir di demak, 6 maret 1972 putra dari seorang R. sugiman giri atmojo dan ibu asmirah bodin soekerto. Pada saat masih kanak-kanak memiliki nama kecil raden sumito. Ayahnya memberikan nama depan dengan nama raden karena memang memiliki garis keturunan keluarga bangsawan dari sultan demak bintoro.
Selain itu diartikan sebagai keturunan ( darah ) yang baik. Sedangkan kata sumito diartikan memiliki cita-cita yang tinggi demi kejayaan dan kemakmuran mahluk allah. Kemudian nama kusumo bunga sesama mahluk hidup dan Jaya berarti sukses dalam segala hal. Khususnya dalam hal kebaikan.
Dengan demikian, ayahnya memiliki cita-cita agar nantinya setelah dewasa Raden Sumito menjadi orang yang berguna bagi masyarakat banyak dan memiliki cita-cita yang tinggi.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, maka ayah R. Sumito mendidik dengan ajaran-ajaran leluhur dan ilmu pengobatan. Ilmu tersebut diterimanya dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu diusianya yang masih kanak-kanak telah mampu menguasai ilmu leluhur dan ilmu pengobatan yang dimiliki ayahnya, cukup banyak orang yang heran dan kagum dengan kemampuan yang dimiliki olehnya.
Di usia kanak-kanak ayahnya menyekolahkan di SD sekitar rumahnya Desa Kenep Mangunjiwan Demak. Seperti anak-anak pada umumnya suka bermain-main dan menggembala ternak. Cukup banyak ternak yang digembala sepulang dari sekolah dan hari libur.
Disini R. Sumito mampu membaca bahasa hewan peliharaanya, pergaulannya dengan binatang-binatang ternak peliharaanya itu membuat R. Sumito mampu bergaul dengan burung-burung yang ada di tanah persawahan dan kebun. Banyak burung yang datang dengan sendirinya mendekat. Berbagai jenis burung datang ketika sedang menggembala kambing dan ternak lainnya yang jumlahnya mencapai puluhan ekor. Sepertinya dia mampu berbicara dengan burung-burung di sekitar demak. Bahkan dengan ular pun bersahabat. Oleh sebab itu, dirinya kebal terhadap bias ular dan anti racun ular jenis apapun. Kelebihan yang di miliki R. Sumito Joyokusumo ini membuat banyak masyarakat yang merasa kagum dan meminta pengobatan agar penyakitnya dapat disembuhkan. Permintaan masyarakat itu selalu ia kabulkan.  sehingga banyak yang tersembuhkan dari penyakit, baik melalui pijat refleksi maupun dengan menggunakan ramuan obat herbal. Kesediaannya menyembuhkan penyakit dari orang-orang yang datang ke rumahnya sebenarnya ada  yang menyuruh. Tapi orangbya tidak kelihatan . batin dan fikirannya seperti ada yang menggerakan. Sehingga orang-orang yang datang meminta pertolongan lagsung saja di setujui tanpa di tolak, baik pada siang maupun malam hari.
Di tengah-tengah kesibukannya untuk mengobati masyarakat, jika ada waktu yang luang di gunakan untuk bermain-main bersama teman-temannya. Seperti main layang-layang, berlari dan berenang di sungai tuntang. Maklum pada waktu itu anak-anak seusia dia banyak yang suka bermain daripada belajar seperti anak-anak sekarang. Tidak lupa kalau sudah mendekati maghrib, belajar mengaji di sebuah langgar pada seorang kiai kampong yang mengajarkan agama islam. Bahkan kadang-kadang tidur di langgar juga. Ilmu agama yang di miliki cukup bagus. Ilmu yang diajarkan kiainya dapat di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya masalah ahlaqul karimah.

MASA SMP :
Setelah lulus dari sekolah dasar (SD) kenep mangunjiwan demak melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi. Yaitu ke sekolah menengah pertama (SMPN 3) kenep mangunjiwan demak. Meskipuntelah duduk dibangku SMP, R. sumito masih menggembala ternak dan kambing orang tuanya. Tapi bila waktu libur sekolah menyempatkan diri untuk belajar ilmu pencak silat dan olah kanuragan.
Selama belajar ilmu bela diri pencak silat, R. sumito mengenal ilmu pernafasan dan tenaga dalam. ilmu tersebut dipelajari dengan sungguh-sungguh hingga menguasai dengan sempurna. Penguasaan atas ilmu pencak silat ini tidak membuat R. sumito suka berkelahi dengan siapapun yang menentangnya, melainkan ilmu itu disimpan dengan baik dan seakan-akan tidak memiliki. Sementara banyak anak-anak muda yang memamerkan ilmu silat dengan menantang duel dengan orang lain guna menjajal ilmu yang dimiliki selama ini.
Sikap arif dan bijaksana yang dimiliki R. sumito membuat teman-temannya senang dan dijadikan pemimpin dikalangan anak-anak muda. Pandangan matanya yang menyejukkan dan perilakunya yang tidak sombong membuat para preman takut dan segan untuk berbuat jahat didesanya. Lebih memilih menjauh, sehingga desanya aman dari ganguan para preman.
Saat duduk dibangku SMP ini R. sumito joyokusumo mulai mengenal hidup lelaku atau semedi. Yaitu tinggal ditempat-tempat sunyi untuk mendapatkan wangsit atau membersihkan hati agar mendapat sebuah ketenangan jiwa. Ia mulai menyukai tinggal di makam-makam yang cukup banyak disekitar desanya. Khususnya makam para raja, bangsawan kerajaan demak yang tidak diurus oleh ahli warisnya. Seperti makam astaba gedhong kenep demak dan makam lingkungan masjid demak bintoro serta makam sunan-sunan.
Di makam tersebut, merasakan adanya sebuah kedamaian jiwa. Kadang hanya duduk-duduk sendiri maupun bersama-sama temannya. Hingga  ketiduran sampai sore karena merasa nyaman dengan angin yang menyejukkan. Dimakam ini pula ia mengenal sejarah panjang raja-raja demak dan para bangsawan yang meninggal dunia.
Selain itu beliau sering tinggal di masjid demak yang waktu itu banyak orang yang melakukan iktikaf dan berziarah. Karena masjid tersebut telah dianggap memiliki aura yang ccukup tinggi. Mengingat yang membuat masjid-masjid tersebut adalah walisongo yang hidupnya tanpa pamrih untuk menyebarkan agama islam.
Kepergiannya ke makam dan masjid itu sebenarnya sebatas bermain-main. Masih belum ada pikiran yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan anjuran gurunya agar lebih dekat dengan makam sebagai pengingat, bahwa mumpung masih muda hendaknya waktunya digunakan untuk kebaikan sebelum meninggal dunia.
Sedangkan sering datang ke masjid demak sesuai dengan perintah gurunya agar nantinya lebih dekat kepada allah. Mumpung masih muda hendaknya beribadah sebelum tiba waktu tua. Juga untuk meningkatkan keimanan terhadap allah SWT. Hal ini mendapat dukungan dari orangtuanya yang memang ketika masih muda pernah melakukan.
Sementara itu pada hari libur sekolah digunakan waktunya untuk bertamasya di laut yang bersuasana sunyi. Selain memancing, juga naik perahu dan duduk-duduk dipohon yang rindang, kemudian berlari-lari bersama teman-teman lainnya. Perasaan senang menyelimutinya. Dalam pikirannya muncul perenungan betapa sangat besar keagungan Allah SWT.
Di hari libur sekolah lainnya digunakan untuk pergi kegunung menikmati keindahan alam yang sejuk bersama teman-temannya maupun sendirian. Hal ini digunakan  untuk mengenal dari dekat tentang keindahan alam pegunungan. Mengingatkota demak sangat dekat dengan daerah pantai. Bagi R. sumito pergi ke gunung merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi pikirannya maupun tubuhnya. Ia merasakan hawa yang sejuk dan udara yang bersih dan sangat sehat bagi paru-parunya. Oleh karena itu, ia merasa sangat bersyukur kepada Allah SWT.

MASA SMA :
Setelah lulus sekolah menengah pertama (SMP) R. sumito lalu melanjutkan sekolah ke SMA demak guna menambah ilmunya. Ia merupakan sebagian kecil anak yang bisa melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Guna mencapai cita-citanya. Bahkan ketika duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) R. sumito termasuk remaja yang cukup kreatif dan berfikir supra rasional. Oleh karena itu, pada saat liburan waktunya selalu digunakan untuk pergi kegunung , masjid bersejarah dan makam-makam para raja dan bangsawan kerajaan demak bintoro. Ia sepertinya ada yang menyuruh untuk mendatangi gunung, masjid dan makam-makam raja.
Perginya R. sumito ke gunung, masjid bersejarah dan makam-makam para raja dan keluarganya bukan hanya sekedar untuk bermain seperti waktu kecil, melainkan memiliki tujuan yang cukup jelas. Yaitu melihat dan merasakan keagungan Illahi Robi Pencipta  Semesta Alam.
Dari sinilah ia selalu berfikir, mengapa gunung itu diciptakan Allah. Kemudian mengapa masjid demak itu berdiri dan ketika berada di makam-makam para raja dan keluarganya muncul pertanyaan dlam dirinya. Mengapa orang yang pernah berkuasa dan sakti itu akhirnya meninggal dunia. Pertanyaan-pertanyaan tersebut selalu muncul dalam benaknya saat berada di tempat tersebut.
Dalam kurun tiga tahun akhirnya pertanyaan itu terjawab dengan sendirinya, setalah melalui perjalanan panjang olah spriritual dan bertanya kepada ulama dan orang-orang yang mempunyai kewaskitaan. Di dukung lagi usianya yang semakin dewasa dan matang dalam membaca tanda-tanda zaman.
Jawaban pertanyaan seperti itu adalah gunung diciptakan Allah untuk umat manusiasebagai sumber air bersih, penahan banjir, angin puting beliung, tempat tinggal berbagai macam binatang dan sebagainya. Tapi jika di rusak, maka sudah barang tentu akan membawa malapetaka bagi manusia itu sendiri. Seperti meninggal akibat tertimbun longsoran gunung dan banjir banding. Karena manusia telah melakukan perusakan terhadap gunung yang penuh dengan pepohonannya.
Kemudian R. sumito menjawab, bahwa keberadaan masjid demak merupakan simbol dari berdirinya pusat penyebaran islam di masa lalu. Masjid tersebut merupakan pusat dakwah dari para wali penyebar agama islam di tanah jawa. Bahkan merupakan masjid terbesar dan termegah pada waktu itu.
Sementara makam-makam para raja dan keluarganya itu diartikan, bahwa selama hidup didunia ini tidak boleh sombong takabur. Juga bila berkuasa tidaklah boleh bertindak dzalim dan semena-mena terhadap rakyatnya. Karena tidak akan selamanya manusia itu akan berkuasa. Suatu saat akan turun dari jabatannya, baik diturunkan oleh musuhnya maupun disebabkan meninggal dunia.
Hamparan makam-makam itulah yang memberikan pelajaran penting bagi R. sumito untuk hidup lebih baik. Mumpung masih muda dan belum meninggal dunia waktunnya dipergunakan untuk mencari ilmu dan berbuat baik kepada sesama manusia serta berkarya bagi dirinya sendiri maupun untuk bangsa Indonesia.
Aktivitasnya yang cukup padat, baik disekolah maupun di luar sekolah menjadikan R. sumito tidak sempat pacaran sebagimana anak-anak muda waktu itu. Ia masih suka memikirkan kehidupan alam dan masa depan yang harus diraih. Baginya pacaran itu tidak penting. Karena di larang agama dan tidak sesuai dengan budaya masyarakat jawa yang selalu menjaga norma-norma.
Idealisme yang tinggi ketika duduk di bangku SMA membuat R. sumito tenggelam dalam kegiatan spiritual yang tinggi. Ia tinggal di gunung selama seminggu. Kalau sudah di masjid tidak ingin cepat-cepat pulang. Sebab menikmati iktikaf di dalam masjid, baik pada saat siang hari maupun tengah malam. Sedangkan jika berada di makam-makam para raja selalu melakukan semedi. Dalam dirinya selalu terbayang keinginannya untuk mengembalikan kejayaan kesultanan demak bintoro yang pernah jaya di masa lalu.
Bahkan dirinya membayangkan jika nantinya telah dewasa ingin sekali melestariakan budaya yang ditinggalkan oleh kesultann demak. Karena dirinya memiliki trah atau keturunan raja-raja melalui Pangeran wijil dari demak yang makamnya ada di laweyan kasunanan surokarto  hadiningrat solo. Baginya hal itu bukanlah mustahil. Insya allah keinginannya akan terkabulkan.

MASA MUDA :
Begitu lulus dari SMA demak, R. sumito melakukan perjalanan spiritual ke berbagai daerah di jateng. Ia tidak meneruskan kuliah ke perguruan tinggi di semarang. Waktu itu memang banyak remaja yang tidak melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Kebanyakan setalah lulus SMA bekerja dan menikah.
Perjalanan spiritual R . sumito pada awal dewasa ini sebagai pendalaman ilmunya yang selama ini di milikinya. Ia mengibaratkan perjalanan spiritual ini sebagai suatu kuliah tidak formal. Berbagai kesulitan selama perjalanan tersebut dilalui dengan tabah. Hal ini menjadikan kekuatan batinnya semakin kuat dalam menghadapi persoalan hidup.
Dalam perjalanan spiritual inilah, R. sumito tumbuh menjadi seorang pemuda yang matang dan dewasa lahir batin. Ilmu yang dimilikinya diamalkan kepada anak-anak muda. Khususnya ilmu pencak silat tenaga dalam dan budaya. Cukup banyak anak-anak muda yang belajar kepadanya tanpa harus membayar.
Pelajaran silat yang diberikan itu mampu melahirkan pendekar-pendekar yang handal. Tapi tidak sombong dan pamer kekuatan. Apalagi dipergunakan untuk tindak kejahatan. Ilmu silat yang di ajarkan itu hanya untuk membela diri dari serangan manusia-manusia jahat dan kesehatan badan. Sekali-kali ia memberikan pelajaran tari kepada anak-anak muda, kemudian ditampilkan dalam sebuah pagelaran diatas panggung terbuka. Banyak masyarakat yang mengagumi hasil karya seni tarinya. Karena dinilai memiliki keindahan yang bernilai seni tinggi.
Selain itu menggelar kegiatan seminar dan dialog tentang dimana letaknya kesultanan demak bintoro. Dengan menghadirkan pakar-pakar sejarah dari Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang jawa tebgah. Cukup banyak sekali tokoh masyarakat dan cendikiawan yang menghadiri acara yang di adakan tersebut. Karena dianggap misteri dan perlu di ungkap. Kepeduliannya terhadap keberadaan keraton demak bintoro ini membawa R. sumito peduli terhadap masalah-masalah kelestarian peninggalan-peninggalan Kesultanan Demak Bintoro. Diantaranya adalah makam-makam bangsawan yang selama ini terbengkalai dan tidak medapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat. Seperti makam Astana Gedhong Kenep mangunjiwan.
Perhatiannya terhadap makam Astana Gedhong Kenep ini karena R. sumito melihat kondisinya sangat parah. Sebagian besar telah dijadikan persawahan. Sehingga bekas-bekas makamnya sudah tidak nampak sekali. Hanya sebagian yang masih nampak dan utuh yang bisa di pelihara. Karena sebagai salah satu bukti sejarah adanya Kesultanan Demak Bintoro.
Ia ingin penghilangan makam-makam keluarga raja Demak Bintoro ini berlangsung terus, baik dilakukan oleh manusia maupun alam. Juga jangan sampai Masjid Demak yang semakin tahun jumlahnya tinggal sedikit akibat penghilangan secara paksa oleh pengurus Masjid Demak. Diantara makam yang telah di hilangkan adalah makam yang berada di depan Raden Patah.

MENDIRIKAN YAYASAN :
Latar belakang inilah yang menjadikan R. sumito kemudian pada tahun 1999 mendirikan Yayasan Keraton Glagahwangi Dhimak dengan tujuan untuk melestarikan Makam Astana Gedhong Kenep Mangunjiwan Demak agar keberadaannya semakin baik dan ada yang mengurus. Adapun kegiatan yayasan tersebut mulai melakukan penataan terhadap makam itu dimulai sejak tahun 1992. satu persatu makam ditata dengan baik dan rumput-rumput yang menutupi makam di hilangkan. Makam para pangeran diberi  cungkup agar tidak kehujanan. Hingga akhirnya makam itu tertata dengan baik sekali. Tetapi sayangnya upaya melestarikan makam itu tersebut mandapat tantangan dari sejumlah masyarakat yang memang tidak suka akibat kurang mengerti niat baiknya. Kemudian muncul isu bahwa akan menyaingi makam kadilangu demak, padahal sebenarnya tidak demikian.
Isu inilah yang membawa dampak kurang baik bagi Makam Astana Gedhong Kenep. Tepatnya tahun 1999 puluhan anggota ormas pemuda GP anshor Demak melskukan penyerbuan ke lokasi Makam Astana Gedhong Kenep dengan melakukan pembakaran. Kemudian makam-makam yang ada dirusak. Sehingga banyak bentuk makam yang terbuat dari batu putih mangalami kerusakan yang cukup parah. Padahal makam itu tidak bersalah. Melihat aksi pembakaran dan perusakan makam-makam pangeran dan keluarga sultan membuat R. sumito hanya terdiam. Ia tidak melakukan perlawanan. Dalam batinnya mengatakan kalau orang-orang yang melakukan pembakaran dan perusakan makam itu belum tahu maksud dan tujuannya. Karena kalau dilawan nantinya akan berakibat fatal. Ia hanya mendoakan semoga Allah memberikan hidayah yang suatu saat akan sadar kalau Makam Astana Gedhong Kenep itu perlu dilestarikan dan dijaga. Bukannya dibakar fasilitasnya dan dirusak makamnya. Kemampuan menahan diri untuk tidak melakukan perlawanan terhadap orang-orang yang melakukan pembakaran terhadap fasilitas makam itu merupakan pencapaian tingkat tinggi spiritualitas R. sumito. Hal ini sebagai bukti bahwa dirinya telah memilki ketinggian kesabaran menahan amarah.
Sejak itu R. sumito tidak lagi mengurusi Makam Astana Gedhong Kenep. Makm itu dibiarkan apa adanya terlantar. Karena percuma diurus kalau saja ada orang yang tidak menyukai dan berani bertindak anarkis. Baginya melestarikan makam bukanlah ada niatan bisnis, melainkan menguri-uri peninggalan kesultanan masa lampau. Setelah tiga tahun terjadi pembakaran dan perusakan Makam Astana Gedhong Kenep , R. sumito mendapat penghargaan dari AIMSH (America Institut Manajemen Studi Hawai ) dengan gelar Doktor Honoris Causa dan mendapa uang sebanyak 20 juta. Penghargaan ini sebagai penghargaan atas kepeduliannya terhadap pelestarian situs benda-benda pusaka kerajaan Demak Bintoro, khususnya terhadap Makam Astana Gedhong Kenep.
Baginya penghargaam yang diberikan orang-orang luar negeri itu dapat menyejukkan hati. Juga dapat meningkatkan semangat untuk ikut serta melestarikan benda-benda cagar budaya bangsa Indonesia yang berserakan di Kab demak agar tidak hilang. Perjalanan waktu terus berlangsung antara tahun 1999 sampai 2004. kondisi makam semakin tidak terusus. Rumput-rumput makin meninggi. Tidak ada orang maupun pejabat peduli terhadap makam tersebut. Kemudian menginjak tahun 2005 dan situasi negara stabil, ia bersama teman-temannya mulai memperhatikan Makam Astana Gedhong Kenep dan melakukan pemeliharaan. Upaya pemeliharaan di kompleks makam astana gedhong kenep itu mendapat sambutan yang cukup besar dan orang-orang yang telah melakukan pembakaran dan perusakan mulai sadar. Mereka tidak akan melakukan gangguan terhadap R. sumito yang betul-betul berniat baik ingin melestarikan makam itu.
Selain itu, masyarakat demak telah mengerti akn pentingnya keberadaan makam-makam keluarga para bangsawan demak dan cucu raden patah di makam astana gedhong kenep yang telah ada beberapa abad yang lalu. Mengingat ketika masih hidup keluarga sultan itu memiliki jasa yang cukup besar terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia ini, khususnya Kesutanan Demak Bintoro.
Juga kondisi situasi dan kondisi politik yang sempat memanas setelah lengsernya presiden soeharto dari jabatannya kembali menjadi kondusif. Sehingga nuansa panas yang membuat masyarakat mudah tersulut dan terprofokasi sudah tidak ada lagi. Masyarakat memilih hidup tenang dan tenteram. Tidak ingin lagi terbawa dalam situasi untuk bertindak anarkis di lingkungan sekitarnya sendiri. Yaitu merusak makam bersejarah. Sedangkan orang-orang yang pernah melakukan pembakaran terhadap fasilitas di dalam makam dan perusakan pada makam-makam yang ada telah menyatakan diri telah sadar. Bahwa apa yang pernah dilakukan itu telah melanggar Undang-Undang Cagar Budaya di Indonesia. Di antaranya adalah mantan ketua GP Ansor Ashadi. Ia menyatakan diri secara sukarela tanpa adanya peksaan telah bersalah. Tidak akan mengulangi lagi. Karena memang sangat merugikan bagi diri sendiri maupun masyarakat. Bahkan siap untuk membantu menjaga makam yang dad di lokasi Komplek Makam Astana Gedhong Kenep yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Demak.
Dalam pengakuannya waktu itu sedang khilaf dan terprofokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sehingga melakukan upaya perusakan dan pembakaran pada makam Kompleks Astana Gedhong Kenep yang telah ditata R. sumito joyokusumo.


SURAT PERMOHONAN MAAF

Assalamu;alaikum Wr.Wb
Bersama ini saya Ashadi mantan ketua GP ANSOR Kabupaten Demak, beralamat di JL Kauman Utara RT 08 RW 01 Bintoro Demak bertindak selaku pribadi maupun selaku mantan ketua GP ANSOR Kabupaten Demak tahun 1999.
Pertama-pertama saya sampaikan seperti tersebut di bawah ini :

1. bahwa benar adanya pada waktu itu sekitar  pukul 11.00 WIB tanggal 31 Agustus 1999 di lingkungan Komplek Makam Ki Agung Cokro Joyokusumo atau dikenal Pangeran Dhimak Kenep Mangunjiwan Kab demak telah terjadi pembakaran dan penjarahan  pada Komplek Makam Ki Agung Cokro Joyokusumo yang dikelola oleh Yayasan Karaton Glagahwangi Dhimak
2. bahwa benar pelaku pembakaran dan penjarahan Kompleks Makam Ki Agung Cokro Joyokusumo tersebut dilakukan oleh massa dan  Banser GP ANSOR Kabupaten Demak
3. bahwa atas kejadian pembakaran itu dan penjarahan di Kompleks Makam Ki Agung Cokro Joyokusumo tersebut telah merugikan pengelola komplek makam, Yayasan Keraton Glagahwangi Dhimak
4. Bahwa setelah kejadian pembakaran dan penyerangan terhadap Komplek Makam Ki Agung Cokro Joyokusumo tersebut telah  menyadarkan kami atas kekhilafan langkah institusi kami  GP ANSOR  Kabupaten Demak  terhadap Yayasan karaton Glagahwangi selaku pengelola

Oleh karenanya atas kerendahan hati yang tulus serta jiwa besar kami, dengan ini :
“ kami menyatakan permohonan maaf yang setulus-tulusnya kepada keluarga besar Yayasan Karaton Glagahwangi Dhimak atas terjadinya pembakaran dan penjarahan Komplek Makam Ki Agung Cokro Joyokusumo. “
Demikian pernyataan permohonan maaf kami, yang telah kami buat atas kesadaran dan kekhilafan institusi kami, tanpa paksaan dari pihat manapun.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Demak.26-10-2001
Yang menyatakan

Ashadi


DIKUKUHKAN MENJADI SULTAN DEMAK :
Kondisi dan situasi inilah yang menjdikan ia semakin bersemangat tinggi untuk kembali menjaga dan memugar makam yang ada. Satu persatu makam diperbaiki dan dibetulkan keberadaanya. Hingga akhirnya makam benar-benar seperti aslinya. Ada rasa kebanggaan pada dirinya, karena dapat melihat makam sudah kembali tertata rapid an dapat di ziarahi oleh orang-orang dari berbagai daerah dan masyarakat sekitar.
Setelah sekian tahun lamanya R. sumito menata dan melestariakan Makam Astana Gedhong Kenep, beliau mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat dan pemerintah. Karena telah menunjukan niatannya murni untuk pelestarian budaya bangsa. Upayanya ini kemudian mendapat bantuan moril dan spiritual.
Kemudian untuk kegiatan melestarikan Budaya Bangsa Indonesia dan menguri-uri Makam Astana Gedhong Kenep Mangunjiwan Kab demak itu, maka pada 22 maret 2007 ia mendirikan Paguyuban Ahli Waris Sinuhun Agung Cokro Joyokusumo alias Pangeran Dhimak. Tujuannya untuk mengangkat kemasyuran leluhur guna mencapai kemakmuran bagi rakyat.
Seiring dengan berkembangnya Paguyuban Ahli Waris Sinuhun Cokro Joyokusumo atau Pangeran Dhimak, maka beliau bersama keluarga pindah rumah di dekat areal Makam Astana Gedhong Kenep dengan tujuan akan dapat mengelola paguyuban tersebut dengan maksimal dan sekaligus sebagai tempat secretariat. Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, maka paguyuban tersebut berkembang dengan pesat. Kegiatan-kegiatan yang bersifat budaya berjalan lancer dan mampu memberikan pengertian tentang pentingnya pelestarian budaya yang ada. Khususnya peninggalan Kesultanan Demak Bintoro ini. Sehingga masyarakat memiliki kepedulian terhadap situs-situs sejarah masa lalu.
Kepedulian itu telah terwujud dalam pemikiran masyarakat Demak untuk mengetahui di manakah letak Keraton Demak Bintoro dan tidak lagi mau merusak makam-makam tua yang ada di sekitarnya. Kecuali pengurus Masjid Demak yang masih terus menghilangkan makam-makam pangeran di sekitar Masjid Demak. Mungkin belum mengerti apa arti pentingnya keberadaan makam para kaum bangsawan dan ulama-ulama masa lalu yang berjasa terhadap kerajaan di sekitar masjid. Sepak terjangnya dalam melestarikan budaya, R. Sumito Joyokusumo bersama Paguyuban Ahli Waris Sinuhun Cokro Joyokusumo atau Pangeran Dhimak dalam upaya melestarikam pusaka dan budaya Kesultanan Demak Bintoro di dengar oleh orang-orang luar negeri. Dari sinilah ia mendapatkan berbagai penghargaan.

. . . .
Ikuti Prosesi Wisuda Sultan Demak Karaton Glagahwangi, Klik link berikut : 
V PROSESI WISUDA SULTAN DEMAK KARATON GLAGAHWANGI 
. . . .

Dimana Kesultanan Demak bergerak dalm bidang pelestarian budaya-budaya bangsa. Karena pelestarian budaya bangsa ini memang sangat diperlukan. Mengingat sudah banyak budaya dan pusaka-pusaka Kesultanan Demak yang hilang akibat alam maupun perusakan oleh masyarakat itu sendiri. Di sinilah R. sumito ingin menyelamatkan budaya leluhur yang masih ada.
Bahkan ingin sekali menggali peninggalan yang terkubeur dan hilang untuk dimunculkan kembali. Beliau sendiri secara pribadi siap untuk menjalankan amanah untuk melestarikan budaya Kesultanan Demak. Juga untuk menjaga kedamaian berdasarkan Undang-Undang 1945 dan Pancasila. Karena hidup di dunia ini suatu saat akan meninggal. Oleh sebab itu, mumpung masih hidup berbuat kebaikan bagi bangsa Indonesia dan Kasultanan biar nantinya dapat di kenang dengan baik.
Kemudian sebagai wujud dari adanya Kesultanan Demak dan dirinya sebagai sultannya, maka tiap tahun mengadakan pemberian penghargaan atau jumenengan kepada masyarakat yang telah berhasil melestarikan budaya bangsa seprti yang dilakukan oleh Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat jogjakarta dan Susuhuna Surakarta Hadiningrat di Solo Jawa Tengah. Untuk tahun ini telah diadakan tanggal 18-19 Maret 2010. selain itu, pada bulan November 2010 menggelar pertemuan raja-raja se-Nusantara dan juga nantinya akan dihadiri Sultan dari Brunei Darussalam danMalaysia. Hal ini sebagai wujud dari eksistensi R. sumito sebagai Sultan Demak di zaman sekarang ini. pertemuan raja-raja dan sultan ini di harapkan akan menjadikan ajang silahturahmi. Kemudian membahas berbagai macam persoalan mesyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat dalam bidang ekonomi. Sehingga akan terciptanya keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat secara menyeluruh sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila yang dirumuskan pendiri bangsa.
Keberadaan kesultanan keraton glagahwangi dhimak saat ini memang belum ada istananya yang besar. Namun telah di rancang dalam bentuk maket gambar gedung Keraton Glagahwangi dhimak. Bangunannya nanti tidak jauh dari Makam Astana Gedhong Kenep. Tapi tidak akan menghilangkan makam yang ada.
Keratin Kesultanan Dhimak ini nantinya akan menjadi pusat kebudayaan kesultanan. Semua masyarakat dapat berkunjung sebagaimana keika berkunjung di dalam Keraton Ngayogyakarta Hadingrat (DIY) dan Keraton Surakarta Hadiningrat Sola Jawa Tengah. Nantinya juga sebagai tempat pertemuan para raja seluruh Nusantara.
Juga di gunakan sebagai tempat seminar dan diskusi oleh kalangan pelajar maupun masyarakat luas tentang kebudayaan masa lalu yang pernah ada dan dihasilkan Kesultanan Demak di masa lampau. Sehinggga diharapkan akan menumbuhkan cinta akan kebudayaan Demak yang telah lama hilang sebagai akibat perpecahan di antara keluarga Kesultanan Demak Bintoro di masa lalu. Munculnya Kesultanan Demak yang baru  akan membawa masa depan yang lebih baik dan akan terlestarikannya budaya Kesultanan Demak. Sehingga akan muncul kembali kebesaran dan kejayaan Kesultanan Demak Bintoro.



===
14 Komentar
( Asli, diambil dari sumbernya =  http://kesultanandemak2.blogspot.com/  )

Ki Ageng Similikithi 19 Januari 2012 18.50
Ingin mendapatkan info lebih banyak tentang kesultanan Demak. Saya pribadi ingin membantu melakukan sesuatu yang dimungkinkan untuk kelestarian kesultanan2 di Nusantara, terutama peran kesultanan dalam tata sosial dan kebudayaan. Dan mengembangkan dukungan masyarakat luas demi kelstarian kesultanan

Maaf, baru tahu kalau Demak masih punya Raja...selamat, semoga kelestarian budaya nusantara khususnya Demak dpt berlangsung selamanya^^

cari sensasi... Kesultanan demak dah bubar

dijawab oleh = Dampalcom 24 Februari 2014 08.57
Pantes sama namanya DALIJO anaknya DALIMIN

dari trah mana anda berani mengaku-ngaku keturunan kasultanan DEMAK...
Anda saja yang mengada ngada,benar makam anda di bakar karena kesalahan anda sendiri,hanya orang biasa ja dah berani mengaku keturunan trah kasultanan Demak,apalagi jadi Sultan Demak..Mustahil...
Kebohongan besar........

dijawab oleh = Dampalcom 24 Februari 2014 08.40
Ini orang gak mengikuti perkembangan, asal jeplat mulutnya. Tolong kunjungi tautan youtube berikut ini, Srisultan Suryo Alam Joyo Kusuma diwisuda oleh Prof DR Ir H Munandar Wijaya Kusuma SH KHK ( Prabunoto XI ) Tolong dilebarkan MATAMU : 
https://www.youtube.com/watch?v=Onx8Oe1vs9E

dijawab oleh = Dampalcom 24 Februari 2014 08.44
Anda ingin bukti yang lain, tunggu upload ke youtube, Liputan TVRI-Semarang bersama Dampalcom pada tanggal 20 - 21 Pebruari 2014 dikraton glagahwangi dhimak

bagus ne catatan sejarah, tapi kok yang melantik jadi sultan malah orang malay sih, bukan dilantik langsung oleh presiden, atau sultan2 yg ada di tanah air... #bikin bingung#
tapi kok pake blog gratisan ya
harusnya kalo dah kesultanan bikin web yg berbayar kan tambah bagus...

dijawab oleh = Dampalcom 24 Februari 2014 08.44
Pantes saja kalau AGUS BLOG menanyakan, yang melantik DYMM Srisultan Joyo Kusumo kok orang Malaysia, karena agus blog belum tahu sejarahnya, DYMM Srisultan Notobroto itu keturunan Kraton Demak, begitu nda. Kalau kurang jelas dating saja ke Glagahwangi.

ardianblog.com 27 Juni 2013 23.27
kalau betul anda itu sultan demak pusaka demak apa yang kamu punya?

dijawab oleh = Dampalcom 24 Februari 2014 08.52
Kalau mau tanya pusaka, jangan di web susah jelaskannya, datang saja di Balai Witono Jl Pangeran Demak No.100 Demak, nanti anda bisa melihat dengan mata kepala sendiri tanpa cerita orang lain, disana CLURIT juga ada, nda.
Kalau saya ceritakan kejadian yang sesungguhnya, anda lebih tidak percaya lagi, bahwa pusaka milik Keraton glagahwangi setiap saat, kembali ke kraton glagahwangi ( ini cerita khayal yang benar-benar terbukti, dan sudah banyak pusaka keraton yang kembali ) bingung kan ?

Satria semesta 31 Desember 2013 22.36
maff kanjeng sultan,komen2 di atas ko g da yg d jwb y?