Web Sumber = http://jateng.tribunnews.com/2015/04/14/raden-suminto-bantah-ada-aliran-sesat-di-kompleks-makam-syek-siti-jenar
Terbit = Selasa, 14 April 2015 21:27
Ilustrasi - Buku
Walisanga dan Siti Jenar
sangpenangsang.wordpress.com
Laporan
Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM,
SEMARANG - Beredar
kabar adanya ajaran sesat yang dilakukan di komplek makam Syekh Siti Jenar, di
Demak yang dilakukan oleh Raden Suminto selaku Ketua Yayasan Karaton Glagah
Wangi Dhimak.
Namun,
hal itu dibantahnya. Dalam keterangannya kepada para Wartawan di Semarang, pria
yang mempunyai nama lengkap Raden Suminto Joyo Kusumo membantah dirinya
mengajarkan aliran sesat kepada para pengunjung makam Sinuwun Agung Joyo Kusumo
atau Syekh Subakir (eyang Sunan Kalijaga) dan Syekh Siti Jenar.
"Aktifitas
sebenarnya di makam, ziarah, setiap malam jumat tahlil bersama. Khusus malam
jumat legi ada forum budaya yang diisi diantaranya pengageng Yayasan Keraton
Glagah Wangi, Romo Setiaji atau Dr KRMH Setiaji Ponco Wijoyo selaku Ketua
Yayasan Swagotra Jateng, ada juga dari pihak lain," kata Raden Suminto
yang juga merupakan pegelola dan pengurus komplek Makam Ki Agung
Cokrojoyokusumo itu, Selasa (14/4/2015).
Bahkan,
sebelumnya juga beredar isu kalau Raden Suminto mengajarkan aliran sesat seperti sholat menghadap ke arah timur. Hal itu pun dibantahnya.( Tidak Benar ).
"Itu
juga tidak benar. Saat di makam, pengunjung makam itu tidak semuanya muslim,
ada yang non muslim juga, karena ini mempelajari budaya saja. Tidak ada ritual-ritual apapun,"
bantahnya lagi.
Raden
mengatakan, tudingan serupa pernah ditujukan kepadanya pada 2001 silam. Saat
itu, komplek makam yang oleh pemerintah pada tahun 2006 lalu dimasukan sebagai
cagar budaya itu dirusak dan dibakar sejumlah orang.
"Tapi
itu tidak terbukti dan muncul permintaan maaf dari salah satu lembaga yang
mengkordinir. Kami berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh tindakan
oknum yang menyebut adanya aliran sesat di Demak," jelasnya.
Dia menuturkan, dirinya mendapat tugas mengelola dan mengurus
makam dari keluarganya yang diakui masih trah Sunan Kalijogo pada tahun 1986.
Karena terbengkali tahun 1986, dirinya dimintai mengurus dan menguri-nguri
budaya. Sejak itu dirinya mengurus makam dan aktif di yayasan yang telah
berbadan hukum itu. (*)
==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar