Blog = Supriyadi Pro, 02 oktober 2012
Pada mulanya Demak dikenal dengan nama Glagah Wangi. Sebagai Kadipaten
dari Majapahit. Demak dikenal juga dengan sebutan Bintoro. Kata Demak merupakan
akronim yang berarti gedhe makmur atau hadi makmur yang berarti besar dan
sejahtera.
Runtuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga pedagang Islam mencari
tempat perdagangan baru, diantaranya Demak. Raden Fatah masih keturunan raja
Majapahit, Brawijaya V, dalam perkawinannya dengan putri Ceumpa yang beragama
Islam. Raden Fatah mendapat dukungan dari para wali. Banyak adipati-adipati
pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung Raden Fatah. Mundur dan
runtuhnya Majapahit karena Perang Paregreg. Pusaka keraton Majapahit sebagai
lambang pemegang kekuasaan diberikan kepada Raden Fatah.
Membangun masjid Demak di bawah arsitek Sunan Kalijaga. Di serambi
masjid ini Sunan Kalijaga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten (Sahadatain).
Menjadikan para wali sebagai penasehat raja. Di bawah pimpinan Adipati Unus
pada tahun 1513 Demak menyerang Portugis di Malaka.
Pada tahun 1518 Raden Fatah wafat. la digantikan putranya bernama
Adipati Unus (Muhammad Yunus. Pati Unus hanya memerintah selama tiga
tahun. la meninggal dalam usia muda. Ia dikenal sebagai panglima yang gagah
berani. la melakukan blokade terhadap Portugis di Malaka sehingga
Portugis kekurangan bahan makanan. Karena Pati Unus wafat tidak meninggalkan
putra, maka ia digantikan oleh adiknya bernama Raden Trenggana (1521 -1546 M).
Di bawah Sultan Trenggana, Demak mencapai puncak kejayaannya. Pada
waktu itu Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat, dengan
mendirikan benteng dan kantor di Sunda Kelapa, atas persetujuan raja Pajajaran,
Samiam. Maka pada tahun 1522 Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat dipimpin
oleh Fatahillah. la berhasil menduduki Banten dan Cirebon serta mengusir
Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak itu Sunda Kelapa
dirubah namanya menjadi Jayakarta.
Perluasan pengaruh ke Jawa Timur dipimpin langsung oleh Sultan
Trenggana. Satu per satu daerah-daerah di Jawa Timur berhasil dikuasai seperti
Madiun, Gresik, Tuban, Singosari dan Blambangan. Tetapi ketika menyerang
Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggana gugur.
Setelah Trenggana wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara Surawiyata
atau Pangeran Sekar Seda ing Lepen (adik Trenggana) dengan Sunan Prawoto (putra
Trenggana). Surawiyata berhasil dibunuh oleh utusan Sunan Prawoto. Putra
Surawiyata bernama Arya Penangsang dari Jipang menuntut balas dan berhasil
membunuh Sunan Prawoto.
Arya Penangsang adalah seorang yang sangat kejam, sehingga banyak orang
yang tidak menyukainya sebagaipenguasa Demak. Maka kekacauan belum juga reda,
bahkan memuncak ketika Arya Penangsang membunuh adipati Jepara bernama
Pangeran Hadiri. Ia adalah suami dari Ratu Kalinyamat, adik kandung Sunan
Prawoto. Pembunuhan itu dilakukan karena Hadiri dianggap telah ikut campur.
Kalinyamat mengangkat senjata
melawan Arya Penangsang. Ia berhasil menggerakkan adipati-adipati dan pejabat
lain untuk melawan Arya Penagsang. Akhirnya Arya Penangsang berhasil dibunuh
oleh Ki Jaka Tingkir (menantu Trenggana) yang dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan
dan putra angkatnya Bagus Dananjaya serta Ki Penjawi dan Juru Mertani.
JakaTingkir naik tahta dalam penobatan oleh Sunan Giri, dengan gelar Sultan
Hadiwijaya. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Demak ke Pajang.
Berikut Raja-raja yang pernah
memerintah Kerajaan Demak
MENU WEB DAMPALCOM SUARA KRATON ( KARATON GLAGAH
WANGI) :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar